Puluhan hektar padi milik petani di Desa Sarijaya, Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang, di serang hama tikus. Begitu juga dengan area sawah lainnya di karawang
Dengan keadaan curah hujan yang sangat tinggi seperti sekarang ini banyak area pertanian padi di karawang terancam terjadinya gagal panen akibat lahan sawah yang terendam banjir dan di serang tikus. Kelembaban yang tinggi membuat intensitas serangan penyakit tanaman padi meningkat.
Penyakit seperti kresek (hawar daun bakteri), sundep, dan tikus mulai menyerang tanaman padi sehingga menyebabkan hasil tanaman drastis menurun.Dan di beberapa daerah yang sudah panen lebih awal pada Februari ini juga hasilnya tidak maksimal. Panen rata-rata yang di peroleh para petani hanya mencapai 1-2 ton/ha dari target panen yang seharusnya dapat mencapai 6-7 ton/ha.
Belum lagi kualitas gabah panen yang kurang bagus akibat banyaknya gabah hampa dan kadar air yang tinggi. Dampaknya harga gabah panen di tingkat petani dihargai sangat murah, hanya Rp4.000 - 4.800/kg jauh lebih murah dibandingkan harga padi pada musim kering yang mencapai harga Rp4.700 - 5.800/kg.
Pak Sarya (petani Dusun 1 Wanajaya ) mengungkapkan “Mau dijual harganya nggak netap , mau disimpan juga nggak ada panas, nanti malah rusak. Ya… mau nggak mau harus dijual,”
Kondisi panen yang basah memang membuat petani di Desa Sarijaya Dusun 1 Wanajaya Galau.
Ingin menjual hasil panen tapi di hargai sangat murah, ingin menyimpan juga tidak bisa karena terbatasnya panas matahari. Maklum saja, tidak semua petani punya pengering (dryer).
Di Kabupaten Karawang wilayah yang tergenang banjir pada akhir 2013 dan awal tahun 2014 ini lumayan luas, yakni lebih dari 375 Ha.
Wilayah yang terkena dampak terluas adalah Kecamatan Cilamaya, Kecamatan Cilebar, Kecamatan Pedes dan Kecamatan Pakis Jaya, kurang lebih mencapai 375 Ha.
Menghadapi hal seperti ini para petani hanya bisa pasrah.
Pada beberapa daerah juga yang kondisinya parah seperti di Desa balong sari dan Tegal Koneng Kecamatan Rawamerta, tanaman padi yang masih dalam usia muda mati karena terendam banjir lebih dari tiga hari.
Kebanyakan dari petani memutuskan untuk menanami lagi sawahnya setelah banjir surut. Namun, tidak semua petani punya modal untuk menanam yang kedua kali modal petani habis untuk musim tanam pertama.
Petani berharap ada bantuan dari pemerintah agar mereka dapat kembali bercocok tanam seperti semula.
Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian BB Padi menyampaikan bahwa perlu sebuah solusi untuk menjamin hasil panen petani terutama dari ancaman gagal panen, termasuk akibat banjir.
Salah satu bantuan pemerintah yang sudah berjalan di Desa Sarijaya kecamatan Majalaya adalah pemberian Pinjaman modal pertanian seperti KUT (Kredit USaha Tani) dari peminjaman kredit usaha tani yang ada sekarang ini, sehingga para petani dapat membayar pinjaman dengan jumlah suku bunga rendah sehingga para petani bisa mencicil pembayaran 2x dalam setahun berikut bunga.