* Blog Warga Desa Sarijaya kec.Majalaya Kab. Karawang *
Biarpun hidup di desa, tetapi kita harus berusaha siap menghadapi masa depan

Kamis, 21 Februari 2013

Karawang Berpeluang Kembali Jadi Lumbung Padi Nusantara

Target pemerintah untuk mencapai swasembada beras tahun 2014, rasanya bakal tercapai jika para petani dan semua stakeholder yang ada melakukan terobosan baru dibidang pertanian terutama dalam pengembangan tanaman padi. Contoh terobosan baru yang sekarang sedang dikembangkan adalah menanam padi jenis (System of Rice Intensification) atau yang lebih dikenal dengn sebutan SRI yang dilakukan oleh para petani di Kabupaten Karawang Jawa Barat.

Jenis padi SRI ini memiliki beberapa keunggulan yang sangat menguntungkan petani, selain dapat pula meningkatkan produksi gabah yang unggul, masa tanamnya juga relative singkat. Dari segi kualitas gabah dan harga, tentu jenis padi SRI ini memiliki pangsa pasar tersendiri dan banyak dicari oleh para tengkulak dari berbagai daerah utamanya di Jawa Barat bahkaan dari luar Jawa Barat.

Panen raya jenis padi SRI ini sudah dibuktikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Dewi Sinta Karawang pada Minggu (7/10 ) lalu. Terbukti dari 11,2 ton padi yang dipanen, hasilnya 9 ton diperoleh gabah murni dengan kualitas baik. Padahal area yang ditanami tidak luas. Ini menandakan upaya mengoptimalisasikan lahan dengan menanam jenis padi SRI yang dilakukan petani Karawang yang tergabung dalam kelompok tani dewi sinta cukup berhasil.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Kehutananan Kabupaten Karawang, Ir Nahrowi, di ruang kerjanya Rabu (10/10) menjelaskan, jenis padi SRI ini sangat menguntungkan petani baik dari segi kualitas dan kuantitas dengan jangka tanam padi yang relative pendek tetapi menghasilkan gabah yang baik dan memuaskan. Tanam padi jenis SRI ini sedang dikembangkan di Kabupaten Karawang.

“ Hanya saja para petani masih ragu seperti eggan, aneh dan kurang yakin cara tanam padi SRI yang masa tanamnya singkat. Ke engganan tersebut dipicu karena minimnya pengetahuan petani. Nah, ini tugas kita untuk mensosialisasikannya agar petani bersemangat dan mau menanam padi jenis SRI ini,” kata Nahrowi.

Dijelaskan Nahrowi, jenis padi SRI ini sudah dan akan terus dikembangkan. Bibit padi jenis SRI ini memang luar biasa bayangkan saja bibit ditanam 7 sampai 10 hari saja bisa berkembang mencapai 80 anakan. Tahap pertama penanaman jenis padi SRI ini sudah kita lakukan 1.360 hektare hasilnya memuaskan. Kemudian tahap kedua ditanam 9 hektare, tahap ke tiga ditanam 15 hektare, tahap selanjutnya pada tahun 2013 kita siapkan lahan 15.000 hektare.

“ Luas area sawah di kabupaten Karawang adalah 97,529 hektar. Jika semua lahan sawah di Karawang ditanami padi jenis SRI terus dilakukan, saya yakin kabupaten Karawang berpeluang kembali menjadi tempat lumbung padi nasional,” kata Nahrowi optimis.

Disinggung soal pasokan air, Nahrowi mengakui bahwa pasokan air merupakan kendala utama yang harus diprioritaskan, termasuk mengontrol saluran irigasi agar tetap terurus baik. Apalagi musim panca roba yang kini melanda wilayah Karawang sangat berpengaruh mengingat intensitas hujan sangat sedikit sekali di Karawang ini, meski begitu untuk Kabupaten Karawang pasokan air masih cukup.

Dikatakan Nahrowi sesuai undang undang No 7 tahun 2004 tentang pengairan, bahwa pengaturan soal irigasi diatas 3000 hektar kewenangannya ditanggung oleh APBN sedangkan di kabupaten Karawang hanya 1000 hektar maka kewenangannya dibebankan kepada APBD.

“ Meski bukan kewenangnnya soal irigasi, tetapi jika ada keluhan petani soal air kita langsung koordinasikan dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan setempat, karena kami hanya selaku user saja dalam hal itu,” jelas Nahrowi.

Masih kata Nahrowi, selain padi jenis SRI masih ada jenis padi unggulan seperti jenis padi Hibrida, tetapi jenis Hibrida ini sangat rentan terhadap hama, jelas sangat berbeda jauh dengan padi jenis SRI kendalanya hanya hama keong saja. Untuk mengantisipasi hama keong ini sangat mudah dilakukan dengan cara pengaturan air saja.

Program lain yang sedang dilakukan Dinas Pertanian Karawang, kata Nahrowi selain mengoptimalisasikan lahan adalah program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT). Dalam program tersebut para petani melalui Gapoktan kita bina dan kita beri pengetahuan tentang pola dan cara cara pengembangan pertanian modern agar menghasilkan kualitas petani yang unggul SDM sehingga menjadi petani produktif yang sarat akan ilmu tehnologi pertanian, sehingga nantinya dapat menopang kesejahteraannya.
“ Jadi menurut saya jika ingin berhasil, jadilah petani yang benar dan sungguh sungguh jangan menjadi petani yang setengah setengah,” kata Nahrowi. (Asep Nasrudin)

SUMBER